Total Pageviews

Saturday, September 08, 2012

menolak lupa

adalah waktu yang menjadikanmu abadi
ketika hakhak mereka yang tak berdaya dikebiri
adalah semangatmu yang mampu angkat dan perjuangkan
agar mereka tak teraniaya, tertindas, terbungkam dan termatikan 
walau upayamu santun, lembut, beradab dianggap biadab
menantang rezim, otokrasi dan arogansi
kokoh berdiri ragamu memeluk pertiwi
kukuh menggenggam bendera justicia
mengusap semua yang tersisa lara
walau berbayar darah
dan mati adalah sebutir hikmah
dari semua yang tlah hitam
berbalut kelam

hingga delapan tahun kini

: maka hiduplah dalam ingatan kami!
agar kami tak henti melawan lupa
hiduplah!

*a tribute to Munir Said Thalib

Episode Satu: Kelopak Itu

Dan kelopak itu nyaris gugur
Pada tanahtanah utopis yang kau sebar janjijanji
Terangkai dari residuresidu kenangan
"Memang berandai adalah kemerdekaan yang nyata"
semacam candu paling nikmat
; merasuk, bermetastase, setelah itu mendekam
di loronglorong otak kita paling dalam

Dan selanjutnya kalimat memabukkan hamburkan
ideologi "seharusnya"
: bertemu, bersatu, selalu, selamanya
misalkan stigma itu menyata:  sejatinya kita tak sepadan
sebisa mungkin konsisten mencipta nyaman
bukan berbias beda
yang tak berarah